Mengapa Sejarah Islam Banyak Dihiasi Peperangan?

Posted by Dastan on 0

Sejarah Islam tidak bisa dimungkiri sangat banyak dihiasi dengan peperangan. Mulai dari zaman kenabian hingga pada zaman dinasti khalifah yang berhias dengan sejarah kalah dan menang dalam adu pedang. Persoalan yang sering ditanyakan adalah, bukankah Islam agama yang penuh kedamaian? Namun mengapa banyak perang. Oleh sebab itu harus dipahami betul bagaimana memaknai perang yang ada dalam sejarang Islam.

Terminologi yang sering dicocokkan dengan perang Islam adalah jihad. Padahal Jihad memiliki arti yang tidak terkungkung pada perang saja. Namun lebih kepada perjuangan dalam membela agama. Artinya jika berjuang dengan harta, juga disebut dengan jihad, namun jihad harta. Perang merupakan salah satu medan jihad, taruhannya adalah nyawa. Otomatis ketika berjuang membela Islam, maka yang diperjuangkan adalah kebaikan untuk agama Islam.  Sisi kebaikan dalam perang yang dilakukan oleh Islam sayangnya yang banyak dilupakan.

Islam berperang lebih banyak dilakukan oleh dorongan membela diri, bukan dalam bentuk menyerang. Sejarah awal Islam membuktikan bagaimana muslim disiksa oleh kaum kafir hingga nyawa harus merenggang, siapapun yang mengalaminya pasti akan balas dendam. Namun muslim tidak melakukan balas dendam individu, justru yang dilakukan adalah memerangi agar tidak kembali diganggu.

Buktinya tidak ada penyiksaan dalam Islam ketika berperang. Ada rambu-rambu unik yang harus dipatuhi ketika berperang dalam Islam. Di antaranya tidak boleh membunuh anak, perempuan, orang tua dan orang yang sedang sakit.  Dilarang membunuh pemuka agama, dan penduduk yang tengah beribadah. Dilarang menghancurkan desa dan kota. Jika dilihat dari rambu-rambu ini, maka perang yang dilakukan bukanlah dalam arti penindasan, bahkan tawanan perang pun tidak disiksa, justru dalam Islam dirawat dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari buku-buku sejarah. Bahkan Nabi Muhammad Saw. melarang untuk memaksa penduduk berpindah agama.

Kalau demikian untuk apa berperang? Inilah yang harus diketahui. Ketika suatu daerah ditaklukkan, setiap penduduk hanya mengakui bahwa pemerintahan Islam yang sedang memerintah. Secara kehidupan diberikan kebebasan yang setara. Namun kemudian komunitas muslim memberikan contoh dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Hingga pada akhirnya akhlaq muslim yang begitu mulia membuat para penduduk iri, dan ingin menjadi seperti umat muslim.

Oleh sebab itu Islam sangat cepat tersebar,  disebar dengan alasan sebagai pusat kebaikan. Bukan pusat penindasan. Inilah yang pada akhirnya perang dalam Islam disebut dengan pembebasan, karena dibebaskan untuk berbuat seperti sebelumnya, dan dibebaskan untuk memilih akan sikap yang harus dianutnya. Maka wajar begitu cepat Islam tersebar.

Pada periode Umar bin Khattab, umat Islam menguasai Yerussalem tanpa peperangan. Umat Islam justru menjadi penengah dalam pertikaian yang berlarut-larut antara sekte-sekte Kristen di Kanisah al-Qiyamah. Faktanya ketika mayoritas adalah muslim, non muslim merasa nyaman. Coba ketika dibalik, apakah kebebasan dalam beribadah masih bisa dipertahankan? Bolehkah berkerudung?

About the Author

Ma'mun Affany WA di 085747777728

pin: 56C7E212

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

0 komentar:

back to top